Header Ads

Header ADS

100 Renungan islam paling populer dan Paling bermakna



Wahai saudaraku..
Mengapa kita senang berbohong? 
Mungkinkah kita menganggap bohong itu menguntungkan dan hanya merugikan orang lain?  
Benarkah pendapat seperti ini?
Orang yang tidak yakin terhadap adanya pengadilan di Akhirat pasti menjawab BENAR.
Namun orang yang beriman tentu akan menjawab SALAH. Yang manakah jawabanmu? 
Renungkanlah!


Wahai saudaraku..
Dengan menangis sang bayi dapat memperoleh makanan dan minuman serta segala sesuatu yang dibutuhkannya. 
Ternyata menangis adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Sudah berapa lamakah engkau tidak menangis?  
Pernahkah engkau menangis dikeheningan malam dalam memohon ampunan dan kasih sayang TuhanMu? 
Kalau belum cobalah, kalu sudah perbanyaklah! Maukan?

Wahai saudaraku..
Coba perhatikan aktivitas hidup kita sehari-hari. dimulai dari bangun tidur, mandi, berdandan, makan lalu berangkat dari rumah mungkin untuk tujuan bekerja, berdagang, dll. Selanjutnya pulang lagi ke rumah, mandi, makan, istirahat dan tidur lagi.
Bukankah kejenuhan akan menerpa kita ketika aktivitas yang sama terus berualang dihari-hari berikutnya? 
Ternyata tanpa aktivitas keagamaan hidup ini terasa hampa.  
Setuju?

Wahai saudaraku..
Kita senang sekali kalau bisa "ngerjain orang lain", bahkan kita merasa beruntung ketika dapat merugikan orang lain. 
Benarkah pendapat seperti ini?
Bukankah di Akhirat nanti setiap orang akan dibalasi seimbang dengan perbuatannya? 
Bukankah perbuatan baik akan dibalasi dengan kebaikan dan perbuatan buruk dengan keburukan pula? 
Lalu apakah untungnya berbuat jahat?   
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Ketika dilahirkan kita melalui sebuah lubang, ketika hidup harus bergantung kepada beberapa lubang, bahkan ketika matipun kita dimasukkan lagi kedalam sebuah lubang.
Namun yang perlu diwaspadai ketika dibangkitkan di Akhirat nanti, jangan sampai diri kita terjerumus kedalam sebuah lubang!
Lubang apakah itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Setiap hari kita bercermin berhias diri agar wajah ini menjadi cantik rupawan. Kadang kita berharap agar wajah ini semakin menawan dan mempesona selamanya,
Sebenarnya keinginan itu mudah sekali mewujudkannya. Lupakah kita bahwa seluruh penghuni Sorga teramat cantik mempesona?  
Jadi, jangan biarkan wajah ini hancur tersungkur di Jurang Neraka! 
Setuju?

Wahai saudaraku..
Kalau benar kita mencintai seseorang, maka tentu kita akan selalu mengingat namanya.  
Ketika nama orang yang kita cintai disebut oleh orang lain, tentu akan bergetar hati ini.
 Kalaulah begitu,  bagaimanakah perasaan hati ini ketika disebut nama ALLAH SWT?
 Adakah getaran kerinduan disana?  
Kalau tidak ada, pantaskah kita menyatakan cinta kepadaNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Mungkin engkaupun sependapat, bahwa segala urusan akan beres kalau diserahkan kepada ahlinya.
 Bukankah akan tenang hati ini ketika setir diserahkan kepada sang sopir, service kepada sang montir, dll.
Demikian pula dalam kehidupan ini, bukankah ALLAH SWT yang paling mengerti memilihkan yang terbaik untuk kita?
Kalaulah begitu,
Mengapa kita masih ragu-ragu untuk berserah diri kepadaNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Selain makhluk yang ghaib, ALLAH SWT juga menciptakan makhluk yang terlihat seperti manusia  dan binatang. Tata cara hidup manusia tentu tidak sama dengan tata cara hidup binatang.
Oleh karena itu sangat aneh rasanya kalau seekor binatang berperilaku seperti manusia atau seorang  manusia berperilaku seperti binatang.  
Mungkinkah kita termasuk manusia yang aneh itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sungguh janggal dan aneh rasanya jika seseorang berbicara dengan orang lain padahal dia sendiri tidak mengerti apa yang dia ucapkan.
Bukankah sama janggal dan anehnya ketika kita sedang berdialog dengan ALLAH SWT dalam sholat, namun kita sendiri tidak mengerti apa yang kita ucapkan kepada Tuhan?  
Mungkinkah kita termasuk orang yang aneh itu? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Ketaatan kepada ALLAH SWT adalah suatu keberuntungan, karena kita akan dianugerahkan kebaikan. Sebaliknya pembangkangan kepadaNya adalah suatu kerugian, karena akan diancam dengan siksaan.
Kalaulah begitu, masihkah kita merasa rugi untuk mematuhiNya dan merasa untung ketika melanggar aturanNya? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Segala sesuatu itu ada puncaknya. Ketahuilah bahwa puncak pemuasan hawa nafsu hanyalah penyesalan, sedangkan puncak keimanan adalah kebahagiaan.
Bukankah tak seorangpun dari kita yang ingin menyesal dan hampir semua orang ingin bahagia?
 Kalaulah begitu tuntuan hawa nafsu atau keimanankah yang akan kita turuti? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
KAWAN adalah orang yang mengharapkan kita menjadi baik yang berusaha meluruskan kita dari jalan yang bengkok.
Sementara LAWAN adalah orang yang menginginkah kecelakaan kita yang selalu membelokkan kita dari jalan yang lurus.
Kalau begitu, mungkin ada baiknya jangan BERKAWAN dengan LAWAN dan jangan BERLAWAN dengan KAWAN! 
Setuju?

Wahai saudaraku..
Pernahkah engkau antri dalam suatu barisan?  
Bagaimanakah perasaanmu dikala itu?
Pernah jugakah engkau membayangkan ketika engkau dibangkitkan di Padang Mahsyar bersama seluruh manusia yang pernah diciptakan ALLAH SWT?
Bukankah engkau akan berada dalam sebuah antrian yang sangat panjang?  
Kira-kira bagaimanakah perasaanmu saat itu?
Maukah engkau diistimewakan tidak antri bersama yang lain dan didahulukan masuk sorga?  
Patuhilah Tuhanmu!
 Setuju?

Wahai saudaraku..
Cemburu itu pertanda cinta, Sungguh wajar kiranya kalau kita cemburu ketika melihat orang yang kita cintai didekati oleh orang lain.
Kalau begitu, adakah rasa cemburu dihati kita ketika melihat orang-orang yang sholeh berusaha mendekatkan dirinya kepada ALLAH SWT?  
Kalau tidak ada, pantaskah kita menyatakan cinta kepada Tuhan Yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi itu? 
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Tidak enak rasanya kalau orang yang berbuat, lalau kita yang harus bertanggungjawab. Juga tidak kesatria kiranya kalau kita yang berbuat, maka orang lain yang menanggung akibatnya.
Betapa adilnya ALLAH SWT yang hanya menghukum mereka yang berbuat salah dan memberi anugerah kepada mereka yang berbuat baik. 
Kalau memang begitu, 
sudahkah engkau pertimbangkan seluruh perbuatanmu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita percaya bahwa selain ALLAH SWT Maha Melihat, namun mengapa kita masih berani berbuat maksiat? 
 Kita meyakini bahwa ALLAH SWT Maha Mendengar, tapi mengapa kita masih berani berbohong?
Kita percaya bahwa ALLAH SWT Maha Mengetahui, namun anehnya, mengapa kita masih berani berbuat dosa?
Kalau begitu, keyakinan kitakah yang salah atau perbuatan kitakah yang keliru?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Setiap orang sayang kepada dirinya, dan setiap orang ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya.  Benarkah kita sayang kepada diri sendiri?
Kalau memang benar, mengapa kita hobby sekali berbuat dosa?
Bukankah dosa berakibat siksa dan siksa membuat badan menderita?  
 Kalau begitu, perlukah kita pertahankan hobby yang satu ini?
 Renungkanlah!
.
Wahai saudaraku..
Kita merasa menjadi orang merdeka yang bebas melakukan apa saja yang kita sukai.  Benarkah kenyataannya demikian?
Bukankah sebagian besar yang kita lakukan di dunia ini hanyalah untuk memenuhi perintah dan keinginan hawa nafsu belaka?
Itukah yang dinamakan Merdeka?
 Tidakkah kita sedang dijajah?
Jangan tertipu lagi,  ayo bebaskan diri ini dari perbudakan hawa nafsu!
 Maukan?
Wahai saudaraku..
Setahun sekali para pemudik pulang ke kampung halaman untuk melepas kerinduan dengan orang yang dicintai.Untuk sebuah kerinduan ini mereka rela mengorbankan tenaga, dana dan waktu yang tidak sedikit.
Kalaulah begitu,  sebesar apakah pengorbanan yang telah kita berikan demi melepas kerinduan kepada Tuhan yang kita cintai? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Apapun yang kita lakukan di dunia inikalau tidak serius mengerjakannya pasti hasilnya akan mengecewakan.
Kita sangat merindukan Sorga, namun mungkinkah akan diperoleh  kalau tidak serius dalam beribadah? 
 Kita sangat takut dimasukkan ke dalam Neraka, namun mungkinkah akan terhindar darinya kalau kita tidak serius menghentikan dosa?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Ketika engkau mengerjakan sesuatu, lalu hatimu menjadi tenteram, jiwamu menjadi tenang dan engkau tidak takut pekerjaan itu diketahui oleh orang lain, maka teruskanlah karena engkau sedang mengerjakan pahala.
Namun kalau hatimu menjadi resah, jiwamu menjadi gelisah dan engkau takut pekerjaan itu diketahui oleh orang lain,maka hentikanlah karena itu adalah pertanda dosa. 
 Setuju?

Wahai saudaraku..
Ada orang yang suka mencatat sebagian aktivitas hidupnya di Buku Harian. Namun ada yang terlupkan bahwa Malaikat juga punya Buku Harian untk mencatat seluruh perbuatan Manusia.
Bahkan isi buku inilah yang menentukan baik buruknya nasib manusia di Akhirat kelak. Mungkinkah kita termasuk mereka yang lupa?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sebenarnya setiap manusia adalah artis film. Bukankah setiap hari kita "di syuting" oleh malaikat Rakib dan Atid mulai dari bangun tidur sampai kita tertidur lagi?
Bayangkan,  dokumen film ini akan diputar ulang di Akhirat nanti tanpa sensor sedikitpun. 
Hanya mereka yang beracting sesuai skenario yang akan mendapat "Piala Sorga".
Mau Piala?  
Ayo perbaiki actingmu? Setuju?

Wahai saudaraku..
Setiap orang punya teman dan  setiap orang pasti akan dikumpulkan bersama teman-temannya.
 diakhirat nanti, teman yang baik akan mengajak kita berkumpul ditempat yang baik pula. Teman yang buruk akan menyeret kita berkumpul bersama dengan mereka ditempat yang buruk pula.
Kalau begitu, Teman seperti apakah yang akan kita cari? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Mengapa kita senang sekali menilai orang lain,  padahal itu bukan wewenang kita? 
Mengapa kita juga suka sekali mengharapkan penilaian orang lain,padahal itu hanya akan menghapus nilai pahala?
Bukankah hanya kepada ALLAH SWT saja yang berhak menilai seluruh perilaku hamba-hambaNya?
Kalau begitu,Mengapa kita ikut-ikutan menilai dan minta dinilai oleh orang lain?
Renungkalah!
Wahai saudaraku..
Wajarkah kita minder (kurang percaya diri) terhadap orang lain, padahal ada juga kelebihan kita yang tidak dimiliki oleh mereka?  
Sebaliknya, pantaskah kita bersikap sombong kepada orang lain,padahal banyak sekali kekurangan kita bila dibandingkan mereka?
Kalau begitu, mungkin sikap biasa-biasa saja kepada semua orang adalah sikap yang terbaik yang harus kita lakukan!Setuju?
.
Wahai saudaraku..
Jadilah sang Pemenang jangan jadi sang Pecundang!  Tahukah engkau siapa mereka itu?
Sang Pemenang adalah para penduduk Sorga yang telah Menang Berjuang dalam kehidupan ini. Sementara sang Pecundang adalah para penghuni Neraka yang telah gagal dan terlena dalam kehidupan ini.  
Ayo, mari berjuang meraih kemenangan! Maukan?

Wahai saudaraku..
Sesaat dosa itu memang terasa begitu nikmat dan mengasyikkan, tapi sadarkah kita, perlahan namun pasti kenikmatan yang mengasyikkan itu akan berubah menjadi siksa yang menyakitkan.
Kalaulah begitu, relakah kita hanya karena mengambil sikmat yang sesaat itu harus menerima siksa yang abadi?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Semua orang takut jatuh dari ketinggian.Tahukah engkau berapa dalamkah jurang Neraka itu?
 Nabi yang mulia pernah menggambarkan
 "Jika pada hari ini dijatuhkan sebongkah batu dipinggir jurang Neraka. maka tujuh belas tahun kemudian baru sampai ke dasarnya."
Sungguh tak terbayangkan dalamnya.
Kalau begitu, mungkinkah ada yang selamat kalau jatuh ke dalamnya? 
Bukankah para Pendosa pasti dilemparkan ke Jurang Neraka?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita menyadari bahwa seluruh organ tubuh ini seperti kaki, tangan, mata, hidung, mulut, otak dll adalah karunia ALLAH SWT kepada kita. Sudahkah kita optimal menggunakannya untuk mencapai kesejahteran hidup ini?
Kalau begitu, mungkin inilah yang menyebabkan kita kurang sukses bila dibandingkan orang lain!
 Kalau begitu,pantaskah kita menyalahkan Tuhan dengan berkeluh kesah kepadaNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita sangat meyakini bahwa jatah hidup di dunia ini kian hari semakin berkurang.
Namun anehnya kita banyak membuang waktu dengan melakukan sesuatu yang sia-sia seperti bermain, ngobrol dan lain-lain.
Bahkan yang lebih mencemaskan sisa hidup ini hanya digunakan untuk menumpuk dosa kedurhakan kepada ALLAH SWT.
 Akankah kita terus seperti ini, padahal ajal semakin dekat?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Hidup memang lebih baik daripada mati, kalau kehidupan ini dihiasi dengan pengabdian kepada sang ilahi. Namun mati mungkin lebih baik daripada hidup, kalau sisa umur hanya digunakan untuk menambah kedurhakaan kepada Sang Pencipta.
Kalau begitu, sudahkah kita bertekad untuk hidup dalam pengabdian dan lebih baik mati daripada harus berbuat dosa?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Apapun yang telah terjadi memang semestinya harus terjadi. 
Jadi, jangan sesali yang telah terjadi karena tidak mungkin dibatalkan lagi, kecuali dalam dua hal.
PERTAMA, menyesal telah berbuat dosa, karena dosa berakibat siksa. KEDUA, menyesal tidak jadi berbuat pahala, padahal pahala mendatangkan bahagia. 
Jadi yang harus disesali hanyalah kedurhakaan kita saja! 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sebesar apakah kasih sayang dan kepedulian orang lain kepada kita?
Pernahkah kita membandingkannya dengan besarnya kasih sayang dan kepedulian ALLAH SWT.
 Bukankah dimanapun kita berada kasih sayang Allah selalu meliputi kita?
 Kalau begitu mengapa jasa orang lain yang sedikit selalu kita kenang, sementara jasa Tuhan yang begitu besar sering kita lupakan? 
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Orang yang berakal pasti akan melakukan yang terbaik bagi dirinya. 
Orang yang berakal pasti percaya bahwa Agama adalah tuntunan hidup yang terbaik dari Tuhannya.
 Maka orang yang berakal tidak akan pernah meninggalkan Agama dalam menjalani kehidupannya.  
Apakah kita termasuk diantara orang-orang yang berakal itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Dimanapun kita berada perautan setempat mengikat kita. Bahkan dalam bermainpun ada aturan main yang harus diikuti. Begitu pula di dunia ini ada Peraturan Agama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Sungguh, hidup ini terasa indah kalau ikut Aturan dan terasa resah ketika melanggarnya.  
Kalau Begitu, yang ikut atau yang melanggar aturankah yang akan kita pilih? 
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Betapa ruginya kalau kita melupakan Tuhan. 
Bayangkan, orang yang melupakan Tuhan pasti berani melupakan aturan Tuhan. Orang yang berani melupakan aturan Tuhan pasti berani melanggar aturan itu. Padahal orang yang berani melanggar aturan Tuhan pasti disiksa oleh Tuhan.
Bukankah orang yang mendapat siksa Tuhan adalah orang yang merugi?
Bukankah ini terjadi akibat melupakan Tuhan?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Semua orang menginginkan keselamatan dan semua orang tidak ingin keselamatannya terancam. Sesuatu yang mengancam keselamatan diri disebut bahaya.
Lalu seberapa takutkah kita terhadap ancaman bahaya itu?
 Sadarilah, bahaya di dunia mungkin masih bisa kita hindari, namun bahaya di akhirat kemana kita hendak lari dan bersembunyi?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Nabi tercinta pernah mengingatkan betapa banyak manusia yang hidup di dunia ini, bagaikan Bangkai Yang Berjalan.
Matanya memang masih bisa melihat, telinganya memang masih bisa mendengar, mulutnya memang masih bisa berkata, namun sayang hatinya telah mati dari kebenaran!
 Apakah kita termasuk orang yang seperti itu?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Bukankah di Dunia ini waktunya untuk bekerja.
 Bukankah kematian waktunya untuk istirahat?
Bukankah di Akhirat waktunya untuk menikmati hasil usaha yang telah kita lakukan?
 Karena kita masih di Dunia, maka sekarang masih waktunya untuk bekerja dan di hari kematian sebagai awal peristirahatan yang tenang!
Setuju?

Wahai saudaraku..
Kita meyadari bahwa begitu banyak dosa yang telah kita lakukan, namun kalau mau minta ampun niscaya ALLAH SWT pasti mengampuni. Begitu sering kita mendurhakaiNya, namun kalau mau bertaubat niscaya ALLAH SWT menerima taubat kita.
Kalau ALLAH SWT masih mau membukakan pintu ampunan dan pintu taubat, bukankah itu membuktikan bahwa Tuhan itu sangat menyayangi hambaNya?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Menempuh Jalan Yang Lurus biasanya lebih cepat sampai tujuan, karena bisa menghemat waktu dan tenaga.
Coba dibandingkan jika kita menempuh Jalan Yang Berliku menuju tujuan yang sama, bukankah lebih lama sampainya, karena banyak menyita waktu dan tenaga?
Bukan hanya itu, juga dikhawatirkan akan tersesat di jalan dan tak pernah sampai tujuan.
Ayo, pilih yang mana?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Belum sampaikah waktunya bagi kita untuk tunduk dan patuh hati ini kepada ALLAH SWT?
 Kalau belum, apakah yang kita tunggu?
Awas, jangan sampai terlambat, mumpung masih muda sebelum tua, masih kaya sebelum miskin, masih sempat sebelum sempit, masih sehat sebelum sakit dan masih hidup sebelum mati.
 Ingatlah, bukankah sesal kemudian tiada guna.
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Setiap orang mendambakan kesuksesan, mungkinkah kita dapat meraihnya?
mengapa tidak! Kalau kita mau bekerja keras pada waktunya dan istirahat pada masanya!
Yang harus di ingat, iringi semua usaha itu dengan do'a yang tulus kepada ALLAH SWT.
Insya Allah berhasil. Maukan?

Wahai saudaraku..
Begitu gundah hati ini ketika kita kehilangan sesuatu yang diperlukan.
Kadang kita berharap agar yang hilang itu kembali lagi kepada kita untuk dapat dimanfaatkan.
Kalau sudah begitu barulah kita menyadari betapa berharganya sebuah nikmat, ketika nikmat itu sudah hilang dari kita.  
Sebelum terlambat mungkin ada baiknya untuk mensyukuri nikmat yang masih ada.
Setuju?

Wahai saudaraku..
Sayangkah kita kepada diri sendiri?
Bukankah tanda orang yang sayang kepada diri sendiri selalu memberi dan melakukan yang terbaik bagi dirinya? 
Namun survey membuktikan bahwa kita senang berbuat dosa.
Padahal dosa itu akan menjerumuskan kita ke dalam Neraka.
Bukankah Neraka itu tempat siksa dan derita?
Kalau begitu kenyatannya, sayang atau bencikah kita kepada diri sendiri?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Betapapun hebat dan canggihnya sebuah komputer namun masih bisa diatur dan dikendalikan oleh manusia. Betapapun pintar dan kuatnya manusia masih bisa diatur dan dikendalikan oleh hawa nafsunya.
Kalau begitu, apa bedanya sebuah komputer dengan seorang manusia yang masih bisa dikendalikan oleh selainnya?
 Relakah kita disamakan dengan benda mati itu?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita merasa bebas merdeka melakukan sesuatu yang kita sukai. Benarkah demikian kenyataannya?
 Bukankah kita hanya dijadikan alat oleh hawa nafsu untuk memenuhi keinginannya?
Padahal keinginan hawa nafsu itu banyak merugikan kita.
Kalau begitu, pernahkah kita berusaha membebaskan diri dari penjajahan hawa nafsu ini?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seandainya udara berubah menjadi padat atau bumi berubah menjadi lembek atau matahari tak lagi bersinar atau organ tubuh yang ada di dalam tubuh tidak lagi mau bekerja. selamatkah kita?
 Ternyata alam begitu patuh terhadap ketentuan dan peraturan ALLAH SWT, agar kita bisa hidup dengan tenang.
Bagaimana bila dibandingkan dengan kita?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Hampir setiap orang mempunyai rahasia pribadi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Setiap orang ternasuk kita tentu akan marah ketika mengetahui bahwa rahasia pribadi kita dibeberkan kepada orang lain.
Kalaulah begitu, mengapa kita suka sekali membicarakan aib dan kekurangan orang lain? 
 Bukankah mereka akan marah juga sebagaimana marahnya kita?
Renungkanlah

Wahai saudaraku..
Ketika akan menghadap orang penting biasanya kita berdandan habis-habisan.
Bisa jadi kita mandi terlebih dahulu, memilih pakaian yang terbaik atau bahkan memakai parfum untuk menghilangkan bau badan dan lain sebagainya.
Begitulah etika kita terhadap manusia.
Kalaulah begitu, bagaimanakah sikap dan etika kita ketika akan menghadap Yang Maha Agung dalam Shalat?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Semua orang tidak mau terperosok ke dalam lubang, apalagi yang namanya lubang Neraka.
Namun karena tidak hati-hati menjaga dua buah lubang yang ada ditubuh manusia, maka banyak yang terperosok kedalam lubang Neraka.
Tahukah engkau lubang apakah itu?  
Itu adalah Lubang Mulut dan Lubang Kemaluan!
 Hati-hatilah menggunakannya!
 Setuju?

Wahai saudaraku..
Ada 3 sifat tercela terdapat dalam diri kita.
Pertama sering enggan memperbaiki kekeliruan. Kedua gengsi memohon maaf terhadap segala kesalahan. Ketiga malas memohon ampun terhadap dosa yang terlanjur dikerjakan.
Padahal kita sangat menyadari bahwa ke-3 sifat tercela tersebut tidak baik akibatnya. 
Haruskah kita pertahankan?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seorang pengemudi biasanya lebih senang menginjak gas daripada menginjak rem,  
padahal rem itu sangat berguna untuk menghindari dirinya dari kecelakaan.
 Itulah perumpamaan kehidupan manusia yang lebih senang melanggar daripada mematuhi Larangan Agama,
 padahal Larangan Agama itu berguna untuk menghindari dirinya dari keburukan.
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Hati-hatilah ketika engkau berjalan, jangan sampai kakimu terperosok ke dalam lubang sungguh tidak menyenangkan.
Namun lebih hati-hatilah dalam menjalani kehidupan ini, jangan smapai kakimu terperosok ke lumpur dosa yang akan membenamkan dirimu kedalam Neraka.
Bukankah kita tidak ingin terperosok baik di Dunia apalagi di Akhirat nanti?
Maka perhatikanlah langkahmu! Setuju?

Wahai saudaraku..
Bagaimana hubunganmu dengan ALLAH SWT sampai hari ini?
Adakah lebih baik dari hari kemarin?
Ataukah lebih buruk dari hari yang lalu?
Ingatlah yang menentukan baik-buruknya nasib kita di Akhirat nanti adalah bergantung kepada baik buruknya hubungan kita dengan ALLAH SWT. 
Apalah arti baiknya hubungan dengan sesama namun buruk dengan Tuhan?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Apa kabarmu hari ini?
Adakah dalam keadaan baik-baik saja?
Semoga kebaikan ini terbawa sampai di Akhirat nanti. Maukah?
Kalau begitu, berdo’a dan berusahalah!
Sungguh ALLAH SWT selalu mendengar dan memperhatikan semua yang kita lakukan.
  Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sesungguhnya ALLAH SWT telah memberikan “Modal” yang sangat banyaknya kepada kita.
Akankah kita sia-siakan “Modal” yang sebanyak itu?
 Maukah kita meraih keuntungan dari modal yang ada?
Ber”Niagalah” dengan ALLAH SWT, karena Dia adalah sebaik-baik “Pembeli” !
Berniagalah dengan berkorban dijalanNya, cobalah pasti untung!
Maukah?

Wahai saudaraku..
Kita merasa senang dan merasa dihargai ketika diundang oleh seseorang.
 Biasanya perasaan senang itu akan semakin bertambah ketika kita diundang oleh orang penting.
 Kalaulah begitu, bagaimanakah perasaanmu ketika berkumandang suara adzan?  
Bukankah adzan itu adalah undangan resmi dari Yang Maha Agung untuk datang menghadap? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sadarilah sebenarnya kita hidup hanya dalam tiga masa saja.
Pertama adalah masa lalu yang penuh dengan kenangan.
Kedua adalah masa kini yang penuh dengan harapan.
Ketiga adalah masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
Mungkin yang perlu diingat jangan terlena dengan Masa Lalu, jangan abaikan Masa Kini dan jangan menunggu Masa Depan!
Setuju?

Wahai saudaraku..
Sungguh ALLAH SWT begitu percaya kepada kita dengan menitipkan suatu AMANAH.
Bukankah sudah sepantasnya bila kita bersyukur kepadaNya, karena berkat AMANAH itulah kita bisa melakukan apa saja?
Namun yang perlu diingat, bahwa Amanah itu kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya.  
Tapi yakinlah, kalau kita MAU kita pasti MAMPU menjaganya.
Percayalah!

Wahai saudaraku..
Siapkan payung sebelum hujan, siapkan obat sebelum sakit, siapkan bekal sebelum pergi dan siapkan amal sebelum mati!
Mungkin kita sepaham bahwa melakukan persiapan dalam menghadapi segala sesuatu adalah lebih baik daripada dilakukan secara mendadak.
Kalau begitu siap siagalah sebelum terlambat! 
Bukankah sesal kemudian tiada guna?
 Renungkanlah?

Wahai saudaraku..
Rasa takut dan aman tidak pernah berkumpul bersama.
Kalau kita merasa aman maka rasa takut tidak akan ada. Sebaliknya kalau kita merasa takut maka tidak akan muncul rasa aman.
Orang yang takut kepada ALLAH SWT di Dunia ini, maka dia pasti akan merasa aman di Akhirat nanti.
Sebaliknya bagi mereka yang merasa aman dari ALLAH SWT di Dunia ini, maka mereka pasti ketakutan di akhirat nanti.
Ayo mau takut sekarang atau nanti? 
 Renungkanlah?

Wahai saudaraku..
Kita meyakini bahwa bumi dan seluruh jagad raya ini adalah ciptaan ALLAH SWT.
Sebagai Sang Pencipta sudah sewajarnya bahwa ALLAH SWT adalah pemilik Dunia ini.
 Kalaulah begitu, maka keberadaan kita di dunia ini hanyalah sebagai TAMU saja. 
Jadilah tamu yang sopan dan santun, niscaya “Tuan Rumah” akan memuliakan kita! 
 Setuju?

Wahai saudaraku..
Mengapa kita kurang bergairah dalam melaksanakan ibadah kepada ALLAH SWT ?
mungkinkah kita menganggap bahwa amal ibadah yang kita kerjakan selama ini sudah lebih dari cukup?
Atau mungkinkah kita menganggap bahwa surga itu sangat mudah memperolehnya dan murah harganya?
Lupakah kita bahwa akan hidup abadi di akhirat nanti?
 Cukupkah persiapan yang ala kadarnya dapat memenuhi kebutuhan hidup di sana?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Secara teori sering kita menyatakan bahwa hanya  kepada ALLAH SWT saja kita menyembah dan hanya kepadaNyalah kita memohon pertolongan.
Benarkah dalam kenyataannya seperti yang kita ikrarkan itu?
Bukankah dalam prakteknya kita lebih banyak tunduk dan paling sering berharap kepada selainNya? 
Benarkah sikap seperti itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita sudah merasakan bahwa untuk memperoleh “Surga Dunia” saja diperlukan kerja keras, banting tulang dengan mengerahkan segenap tenaga dan kemampuan. Padahal “Surga Dunia” itu sifatnya hanyalah sementara.
Kalau begitu. Mungkinkah “Surga yang di Akhirat” dapat kita peroleh dengan usaha yang ala kadarnya? 
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Tahukah engkau persamaan orang yang sombong dengan orang yang riya?
Ternyata mereka sama-sama sedang melakukan perlombaan.
Orang yang sombong berlomba memamerkan miliknya, sementara orang yang riya’ berlomba memamerkan amalnya.
Sebagai hadiahnya maka ALLAH SWT menganugerahkan Neraka kepada mereka.  
Apakah engkau berminat mengikuti perlombaan ini!
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah menjadi dambaan setiap insan. 
Mungkinkah impian ini terwujud, kalau kita sendiri tidak serius memperbaiki diri?
 Bisakah diharapkan anggota keluarga menjadi baik, kalau kita sendiri memberikan contoh yang buruk?
Kalau begitu, mulailah dari diri kita sendiri dan mulailah hari ini juga!
Setuju?

Wahai saudaraku..
Kita sedang berpacu dengan waktu, sementara sang waktu tak pernah mau berhenti apalagi harus mundur ke belakang, dia tetap melaju ke depan.
Mengapa kita masih berleha-leha di dunia ini?
Bukankah kita sangat meyakini akan menghadapi Mahkamah ALLAH SWT di Hari Pembalasan?
Lalu, persiapan apakah yang telah kita lakukan? 
Perbekalan apakah yang akan kita bawa?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sungguh tidak enak dan melelahkan menjadi seorang Pendengki.
Bayangan selain harus memikirkan diri sendiri dia paksakan juga untuk memikirkan kondisi orang lain.
Kadang-kadang karena terlalu asyik memikirkan keadaan orang lain sampai lupa memikirkan perbaikan dirinya sendiri. 
Lebih jeleknya lagi ketika orang bahagia dia justru menderita.
Kasihan ya?

Wahai saudaraku..
Jangan pernah merasa sendirian,sesungguhnya ada Pendamping setia bersama kita.
Tak sejengkalpun mereka mau berpisah dengan kita.
Kemanapun kita pergi mereka selalu mengikuti.
Dimanapun kita berada disitupun mereka ada.
Mereka memata-matai dan merekam seluruh aktivitas hidup kita.
Tahukah engkau, laporan hasil rekaman itulah yang menentukan baik-buruknya nasib kita di akhirat nanti?
 Waspadalah!

Wahai saudaraku..
Dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam ke hari, dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan, dari bulan ke tahun dan dari tahun ke tahun Malaikat Maut terus melangkah mendekati kita.
Anehnya tidak nampak rasa khawatir sedikitpun di wajah kita. Bahkan dihari-hari penantian itu lebih banyak kita gunakan hanya untuk mondar-mandir dari suatu tempat ke tempat lainnya. 
Sebenarnya apakah yang sedang kita cari? 
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sudah berapa tahunkah usiamu sekarang?
 Sadarkah engkau selama itu pula engkau telah berpisah dengan ALLAH SWT ?
Lalu adakah kerinduan kepadaNya?
Ketahuilah kerinduan tidak pernah ada kalau tidak ada kasih cinta.
Cinta tidak akan tumbuh kalau tidak ada kasih sayang.  
Tahukah engkau bahwa ALLAH SWT sangat mengasihi dan menyayangi dirimu? 
Lalu bagaimana sikapmu terhadap Tuhan? 
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Ketika ALLAH SWT menetapkan suatu takdir kepada hambaNya, maka itu sudah berdasarkan kasih sayangNya yang Maha Besar, keadilanNya yang Maha Sempurna, kebijaksanaanNya yang Maha Dalam, kesempurnaanNya yang Maha Mulia.
Kalau memang begitu, pantaskah kita masih berkeluh kesah terhadap takdirNya?
  Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kita tadinya tidak ada, lalu ALLAH SWT menciptakan kita.  
Bukankah besar sekali jasa Tuhan kepada kita?
Bukan hanya itu, setelah diciptakan lalu ALLAH SWT masih melengkapi kita dengan nikmat yang begitu banyaknya. Bukankah itu menandakan bahwa ALLAH SWT begitu sayang kepada kita?
 Kalaulah begitu, mengapa kita masih enggan bersyukur kepadaNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seandainya hari ini adalah hari terakhir engkau hidup di dunia, 
Hari terakhir bertemu dengan orang-orang yang engkau cintai, 
Hari terakhir engkau bisa menggunakan semua milikmu,
Hari terakhir makan dan minummu Dan hari terakhirmu menghirup udara bebas.
 Seandainya hari ini adalah benar-benar hari terakhirmu, apakah yang akan engkau lakukan?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Pernahkah engkau memperhatikan ketika ayam direbus, ikan digoreng atau kambing di panggang?
Lalu pernahkah engkau membayangkan kalau dirimu yang menjadi ayam atau ikan atau kambing yang direbus, digoreng dan dibakar hidup-hidup didalam Neraka? 
JANGAN SAMPAI ITU TERJADI, maka behentilah berbuat dosa!
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
ALLAH SWT tidak pernah hitung-hitungan dalam mengasihi dan menyayangi kita.
Bahkan nikmat dan karunia yang dianugerahkan tidak sanggup kita menghitungnya.
Bukan hanya itu, tapi ALLAH SWT masih menjanjikan kenikmatan yang tiada taranya di Surga nanti.
Kalaulah demikian, pantaskah kita hitung-hitungan dalam beribadah kepadaNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sudahkah engkau bersiap-siap menghadapi suatu hari dimana tawa yang pada hari ini berubah menjadi tangisan, Dimana kesenangan hari ini berubah menjadi kesusahan, Dimana kenikmatan hari ini berubah menjadi siksaan?
Itulah hari Pembalasan, itulah hari yang Menakutkan, Itulah hari dimana Penyesalan sudah tidak berguna lagi.
Waspadalah!

Wahai saudaraku..
ALLAH SWT tidak main-main dalam menciptakan kita dan Diapun tidak pernah main-main dalam memberikan nikmat kepada semua makhlukNya.
Namun yang paling penting untuk diingat, bahwa ALLAH SWT juga tidak main-main dengan siksaan yang akan dijatuhkan kepada semua hamba-hambaNya yang durhaka.
Kalaulah begitu, masih beranikah kita main-main terhadap peraturanNya?
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seriuskah kita agar ditunjuki ALLAH SWT kepada jalan yang lurus?
Benarkah kita tidak ingin tersesat dalam menjalani kehidupan ini?
Kalau memang benar, mengapa kita lebih senang membaca KORAN daripada membaca AL-QUR’AN?
  Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sering-seringlah melihat foto kita ketika masih bayi.
Pandanglah betapa suci dan bersih jiwanya dikala itu.
Namun sekarang kita telah melumurinya dengan lumpur dosa.
Begitu tegakah kita hendak menjerumuskannya kedalam Neraka? 
Relakah kita kalau dia harus menanggung siksa dan derita?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seorang anak kecil karena ketidak-mengertiannya, tidak akan senang bila dilarang oleh orang tuanya melakukan sesuatu yang akan membahayakan dirinya sendiri.
Akankah kita seperti anak kecil itu pula yang tidak senang ketika dilarang oleh ALLAH SWT mengerjakan sesuatu yang akan mencelakakan diri kita sendiri?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Seberapa lamakah kita tahan berdiri tanpa istirahat?
Sanggupkah kita berdiri dalam bilangan hari, minggu, bulan apalagi dalam hitungan tahun?
 Tahukah engkau bahwa orang yang berdosa disidang dalam keadaan berdiri selama ½ hari di Padang Mahsyar.
Padahal 1 jam di Akhirat = 1000 tahun waktu di Dunia. 
Tahankah kita berdiri selama itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Jangan pernah terlintas di hati untuk singgah sebentar atau menetap didalam Neraka.  
Tahukah engkau siksa yang paling ringan yang akan diderita oleh penghuni Neraka?
 Yaitu ketika diletakkan bara api Neraka di telapak kaki seseorang maka mendidihlah otaknya.
Itulah seringan-ringannya siksaan dalam Neraka.
 Kalaulah begitu,masih beranikah kita menganggap enteng dosa-dosa kecil?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sangsikah kita terhadap Surga yang dijanjikan?
  Ragukah kita terhadap Neraka yang diancamkan?
Kalau tidak, mengapa kita belum serius juga dalam beramal? 
Mengapa kita masih berani berbuat dosa?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Ketika lahir ke Dunia ini sesungguhnya kita sedang dipersiapkan ALLAH SWT untuk menggantikan posisi Orang Tua. 
Sekarang kita sudah menjadi Orang Tua, sementara anak-anakpun sudah dipersiapkan pula menggantikan posisi kita di Dunia ini.
Kalau begitu keadaannya, masihkah kita mau berleha-leha membuang waktu tiada guna?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Tidaklah seseorang disiksa melainkan benar-benar berdosa dan tidaklah akan dimasukkan kedalam Neraka melainkan mereka yang benar-benar durhaka.
Jadi, jangan bermimpi terhindar dari siksa dan jangan berkhayal terlepas dari Neraka kalau diri ini masih durhaka.
 Mau selamat? Mulai sekarang berhentilah berbuat dosa!
 Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Sejauh apapun kita melangkah pasti berhenti, kemanapun kita pergi pasti kembali, selama apapun kita hidup pasti mati, sebesar apapun mencintai seseorang pasti berpisah, dan sekecil apapun yang kita perbuat pasti dibalasi.
Kalaulah begitu, apakah yang sedang kita cari? Lalu, apakah yang sedang kita nanti?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Kalau engkau lapar maka makanlah, kalau engkau haus maka minumlah. 
Jangan wakilkan kepada orang lain karena tidak akan hilang lapar dan dahagamu!
 Kalau engkau ingin Surga maka beramallah, kalau engkau takut masuk Neraka maka patuhlah, jangan wakilkan kepada orang lain karena akan sia-sia harapanmu!
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Tidak kasihankah kita keadaan diri sendiri?
 Belum puaskah kita memaksa diri ini melakukan semua yang diinginkan oleh hawa nafsu?
Begitu tegakah kita ingin menjerumuskannya kedalam Neraka?
Tidak relakah kita kalau diri ini menjadi penghuni Surga?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Setiap orang mendambakan kebaikan dan ingin berbuat yang terbaik.
Tidak seorangpun yang menginginkan keburukan walaupun sedang melakukan kejahatan.
 Maukah seluruh pekerjaan kita dinilai baik oleh ALLAH SWT? 
Maka awalilah segalanya dengan ucapan bismillah.
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Hati-hatilah dalam perjalanan, awali langkahmu dengan ucapan Bismillah, pasanglah niat hanya untuk mencari ridho ALLAH SWT, lalu pasrahkan dirimu hanya kepadaNya.
Cobalah, niscaya hatimu akan tenteram dan damai!
Selamat menjalani kehidupan, semoga selamat sampai tujuan.
 Lakukanlah!

Wahai saudaraku..
Orang yang beriman akan tentram hatinya dan tenang jiwanya ketika dia ingat kepada ALLAH SWT.
Sungguh, hanya dengan mengingat ALLAH SWT hati kita bisa tenang dan jiwa bisa tenteram.
 Bukankah ketentraman hati dan ketenangan jiwa adalah puncak kebahagiaan sejati?  
Mau bahagia? 
Kalau begitu jangan lupakan Tuhanmu! Lakukanlah!

Wahai saudaraku..
Menjaga kesehatan itu penting agar badan tidak sakit, namun menjaga keimanan adalah lebih penting agar badan tidak tersiksa.
Bayangkanlah betapa sakit dan menderitanya badan ini ketika kesehatan tidak diperoleh dan keimanan tidak dimiliki.
Benarkah engkau sayang kepada dirimu? 
Jagalah kesehatan dan peliharalah keimanan!
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin” demikian peringatan pemerintah.
Namun demi nikmat sesaat sang Perokok rela merusak kesehatannya.
Melakukan dosa akan disiksa” demikian peringatan agama.
Namun demi nikmat sesaat sang Pendosa rela mencelakakan dirinya.
Akankah kita seperti itu?
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Semua orang akan dimasukkan ALLAH SWT ke dalam Surga kecuali yang “tidak mau”.  
Tahukah engkau siapa yang tidak mau masuk Surga itu?
Yang tidak mau masuk surga adalah mereka yang durhaka kepada Tuhannya.
Tahukah engkau bagaimana caranya agar tidak durhaka kepada ALLAH SWT? 
Ingatlah kepadaNya ketika akan berbuat dosa!
Renungkanlah!

Wahai saudaraku..
Bukankah segala sesuatu adalah ciptaan ALLAH SWT dan semuanya bergantung kepadaNya.
Kalau lah begitu, bukankah sudah selayaknya segala pujian hanyalah milik ALLAH SWT?
Bila kita meyakini bahwa segala pujian hanyalah milik ALLAH SWT, pantaskah kita bersaing denganNya untuk mendapatkan pujian dari manusia?
 Renungkanlah!

sumber:
Penulis Santri Galau

No comments

Powered by Blogger.